OLEH : Robbi Nurhidayah
Bangun pagi-pagi udara dingin di pegunungan menyambut
Menyisakan persoalan pencernaan tadi malam
Aku beranjak dari tenda sambil kucari parang dan sebotol air
Namun tidak aku temukan, sial...
Aku berlari-berlari dan terus berlari
Sampai terjatuh taik dari balik celana ini
Tisu dan air terus aku bawa berlari
Sampai di balik bukit yang penuh dengan duri
Kubuka sedikit celana ini hingga menampakkan bagian bokongku
Lalu aku jongkok sambil aku lihat ke arah bawah
Tak sengaja, aku melihat ada yang hitam panjang keluar dari bokongku
Lalu ia jatuh jatuh, menggelinding terus menuruni bukit berduri gersang ini
Lalu terpintas di benakku, tentang indahnya waktu kita bersama dulu
Terasa bahagia kala itu, dikala mana kau hampir kusanding di ujung senja pekat itu
Sekarang aku mengerti akan indahnya cinta
Karena cinta serupa sama seperti dengan aku sedang berak
Kau tidak akan pernah mengerti rasa sesak perut ini
Karena cinta telah sembunyikan air ceboknya
Kau tidak akan mengerti rasa tersiksanya aku
Karena luka telah indahkan taiknya
Apa bila aku kebelet boker di atas gunung
Itu berarti aku gayung tanpa air. !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar